Program Pencegahan

Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia telah menduduki pringkat ke-2 dengan kasus TB tertinggi di dunia, dengan estimasi +- 1.060.000 kasus yang ditemukan dan angka kematian +- 134.000 per tahunnya.

Indonesia telah lama menghadapi masalah terkait pencegahan dan penganan kasus TB. penanggulangan TB juga tertuang dalam peraturan presiden nomor 67 tahun 2021, yang membahas pengaturan dan strategi penanggulangan TBC.

Berbagai upaya pencegahan dan penanganan TB telah dilakukan dengan 6 strategi melalui berbagai pilar, yakni pencegahan, promosi kesehatan, deteksi, pengobatan, dan surveilans, serta lintas sektor.

  • Strategi 1. Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk mendukung percepatan eliminasi tuberkulosis 2030.
  • Strategi 2. Peningkatan akses layanan tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien.
  • Strategi 3. Optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan tuberkulosis serta pengendalian infeksi.
  • Strategi 4. Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis, dan tatalaksana Tuberkulosis.
  • Strategi 5. Peningkatan peran serta komunitas, mitra, dan multisektor lainnya dalam eliminasi tuberkulosis.
  • Strategi 6. Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan.

Sasaran populasi pada target program penanggulangan TB 2020-2024 merupakan seluruh orang dengan terduga TB, dan sasaran populasi intervensi TB lebih mengutamakan populasi dengan:

  1. populasi dengan risiko tinggi (perokok, malnutrisi, pasien DM, kelompok lanjut usia, orang dengan HIV/AIDS, petugas kesehatan.
  2. congregate setting (Lapas/rutan, wilayah padat kumuh, tempat kerja (sektor formal dan informal), tambang tertutup, barak pengungsi, asrama dan pondok pesantren).

Berdasarkan ”Strategi Nasional Penanggunalangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024”, Upaya yang telah dilakukan dan berdampak langsung dalam peningkatan jumlah penemuan dan cakupan pengobatn TB terdiri dari:

    • mewajibkan pelaporan penemuan kasus tuberkulosis di semua fasyankes secara real time
    • melakukan penemuan kasus secara aktif (Active Case Finding) terutama pada kelompok berisiko seperti pada orang dengan HIV-ADIS (ODHA), pasien DM dan pasien malnutrisi
    • memaksimalkan kegiatan investigasi kontak
    • memperbaiki kualitas pencatatan dan pelaporan di semua fasyankes
    • memperkuat jejaring fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta dalam penemuan, tatalaksana, dan pengobatan
    • mempeluas dan memperkuat layanan diagnostik dan pengobatan tuberkulosis
    • pemantauan pengobatan untuk TBC SO dan RO sesuai standar
    • pendampingan dan pemantauan konsumsi OAT sampai selesai dan sembuh
    • mengoptimalkan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang tuberkulosis kepada masyarakat.

Seluruh upaya dan strategi telah di implementasikan dalam berbagai program yang berjalan pada saat ini, dapat di simpulkan bahwa program tersebut terdiri dari

1. Strategi Nasional Eliminasi TB 2020-2024

    • Tujuan: Mempercepat penurunan beban TB, termasuk TB Resisten Obat (TB-RO), dengan meningkatkan deteksi, pengobatan, dan pencegahan.
    • Langkah-langkah:
      • Peningkatan Deteksi Kasus: Penggunaan teknologi diagnostik modern seperti Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mendeteksi TB lebih cepat dan akurat.
      • Penguatan Layanan Pengobatan: Penyediaan obat anti-TB yang lebih efektif dan sesuai dengan standar WHO, termasuk pengobatan untuk TB-RO.
      • Pencegahan Penularan: Kampanye penyadaran masyarakat untuk mengenali gejala TB lebih awal, pentingnya pengobatan yang tuntas, dan peningkatan akses ke pelayanan kesehatan.
      • Dukungan Kepada Pasien: Program dukungan nutrisi dan keuangan untuk pasien TB, terutama yang berada dalam kelompok rentan.

2. Program TOSS TB (Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis)

    • Tujuan: Menghilangkan stigma TB dan memastikan setiap orang yang terinfeksi TB mendapat pengobatan hingga sembuh.
    • Langkah-langkah:
      • Pelibatan Masyarakat: Pelatihan dan penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan TB.
      • Pelacakan dan Pengobatan Kasus: Kader kesehatan dilibatkan untuk menemukan dan mendukung pasien TB dalam menjalani pengobatan hingga sembuh.

3. Program Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)

    • Tujuan: Mencegah infeksi TB pada individu yang berisiko tinggi, seperti anak-anak yang tinggal serumah dengan pasien TB aktif.
    • Langkah-langkah:
      • Pemberian Obat Pencegahan: Orang-orang yang berisiko tinggi diberikan terapi pencegahan dengan obat isoniazid atau rifapentin.
      • Pemantauan Kesehatan: Pemantauan secara berkala dilakukan untuk memastikan efektivitas TPT dan mencegah perkembangan TB.

4. Penguatan Sistem Informasi dan Pelaporan

    • Tujuan: Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB untuk meningkatkan kualitas data dan pengambilan keputusan berbasis bukti.
    • Langkah-langkah:
      • Penggunaan Teknologi: Implementasi sistem informasi berbasis digital yang terintegrasi untuk pelacakan pasien dan pelaporan kasus.
      • Pelatihan Tenaga Kesehatan: Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penggunaan sistem informasi ini.