Situasi kematian dan kesakitan

Setelah 2 tahun pandemi COVID, ada perubahan global yang signifikan pada jumlah orang yang didiagnosis dengan TB dan diobati pada tahun 2022. Namun, TB tetap menjadi penyebab kematian kedua di dunia akibat agen infeksi tunggal pada tahun 2022, setelah COVID-19.

Jumlah orang yang baru didiagnosis dengan TB secara global dilaporkan mencapai 7,5 juta pada tahun 2022. Ini adalah angka tertinggi sejak WHO mulai memantau TB secara global pada tahun 1995, melebihi baseline pra-COVID (dan puncak historis sebelumnya) sebesar 7,1 juta pada tahun 2019, serta meningkat 5,8 juta dari tahun 2020 dan 6,4 juta dari tahun 2021. Angka pada tahun 2022 kemungkinan mencakup sejumlah besar pasien TB di tahun-tahun sebelumnya, tetapi diagnosis dan pengobatannya tertunda akibat gangguan terkait COVID yang mempengaruhi akses dan penyediaan layanan kesehatan. India, Indonesia, dan Filipina, yang secara kolektif menyumbang sebagian besar (≥60%) dari pengurangan global dalam jumlah orang yang baru didiagnosis dengan TB pada tahun 2020 dan 2021, semuanya pulih ke tingkat di atas tahun 2019 pada tahun 2022.

Tiga puluh negara dengan beban TB tinggi menyumbang 87% dari kasus TB di dunia pada tahun 2022, dan dua pertiga dari total global berada di delapan negara: India (27%), Indonesia (10%), China (7,1%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,5%), Bangladesh (3,6%) dan Republik Demokratik Kongo (3,0%).

Estimasi insiden TBC Indonesia tahun 2021 sebesar 969.000 atau 354 per 100.000 penduduk; TB-HIV sebesar 22.000 kasus per tahun atau 8,1 per 100.000 penduduk. Kematian karena TBC diperkirakan sebesar 144.000 atau 52 per 100.000 penduduk dan kematian TBC-HIV sebesar 6.500 atau 2,4 per 100.000 penduduk. Berdasarkan insiden tuberkulosis tahun 2000-2020 terjadi penurunan insiden TBC dan angka kematian TBC meskipun tidak terlalu tajam tetapi pada tahun 2020-2021 terjadi peningkatan. Insiden TBC pada tahun 2021 terjadi peningkatan 18% (absolut tahun 2020; 819.000 tahun 2021; 969.000 dan rate per 100.000 penduduk tahun 2020; 301 tahun 2021; 354) dan angka kematian TBC mengalami peningkatan 55% untuk 628.300 aboslut (tahun 2020; 93.000 tahun 2021; 144.000), 52% untuk rate per 100.000 penduduk (tahun 2020; 34 tahun 2021; 52).   Berdasarkan insiden TBC sebesar 969.000 kasus per tahun terdapat notifikasi kasus TBC tahun 2022 sebesar 724.309 kasus (75%); atau masih terdapat 25% yang belum ternotifikasi; baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan. Estimasi kasus TBC MDR/RR tahun 2021 sebesar 28.000 atau 10 per 100.000; bila dibandingkan dengan tahun 2020 terdapat peningkatan sebesar 17% dari 24,000 dan rate per 100.000 penduduk sebesar 15%; Penemuan kasus TBC RO sebesar 12.531 dengan cakupan 51%.

Tren estimasi insiden dan mortalitas tuberkulosis Indonesia tahun 2000-2022 (Kemenkes, 2023)

TB adalah penyebab kematian kedua di dunia akibat satu agen infeksi pada tahun 2022, setelah COVID-19. Jumlah kematian global yang secara resmi diklasifikasikan sebagai disebabkan oleh TB pada tahun 2022 (1,13 juta) hampir dua kali lipat dari jumlah yang disebabkan oleh HIV/AIDS (0,63 juta), dan angka kematian akibat TB telah terpengaruh jauh lebih parah oleh pandemi COVID-19 dibandingkan dengan HIV/AIDS. Sebaliknya, kematian akibat HIV/AIDS terus menurun antara tahun 2019 dan 2022.

Penyebab kematian tertinggi di dunia tahun 2019 (WHO)

Sumber

  • WHO, 2023. Global Tuberculosis Report 2023. WHO.
  • Kemenkes, 2023. Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2022. Jakarta: Kemenkes.